Penantian Buah Hati

Posted by Sisi Lain Young Engineer on

Minggu, 16 Oktober 2016

Setiap pasangan suami istri yang baru menikah, pasti mendambakan kehadiran seorang anak sebagai pelengkap keluarga kecilnya. Begitupun dengan halnya diriku, semenjak mengucapkan ijab kabul pada tanggal 18 Desember 2015, aku dan istri tidak berniat untuk menunda mendapatkan buah hati. 

Sumber Gambar: Bahtera Mahabbah - WordPress.com

Bulan ke bulan, kami memantau kehadiran buah hati. Bahkan menuju bulan ke delapan, masih saja belum ada tanda-tanda kehadiran buah hati. Meski sedikit perih dan meneteskan air mata di setiap penantiannya, kesabaran menjadi salah satu obat mengadapi keperihan itu. Aku berniat berbagi tips kepada rekan-rekan semua melalui Kisah Nabi Zakaria dalam menantikan  keturunan, kisah yang patut dijadikan teladan bagi kita yang merasa kecewa dalam penantian. 

Sumber Gambar: www.online-instagram.com

Usia yang semakin tua, rambut yang semakin memutih, dan kulit yang semakin keriput, tak pernah menyurutkan Nabi Zakaria untuk berusaha dan berdoa kepada Allah agar mendapatkan buah hati. Nabi Zakaria tidak pernah banyak curhat kepada orang-orang, bahkan pada istri tercintanya. Ia hanya mengadukan isi hatinya kepada Allah. Nabi Zakaria sangat berharap agar Allah mengabulkan doanya, walaupun sepertinya tidak mungkin terjadi lagi. Berikut doa yang diutarakan Nabi Zakaria kepada Allah:

Sumber Gambar: http://sayainginhamil.com/doa-dan-amalan-agar-lekas-hamil/

Kesabaran Nabi Zakaria membuahkan hasil, Allah mengabulkan doa beliau dengan hadirnya seorang Putra bernama Yahya pada rahim istrinya yang sangat renta. Kisah ini diceritakan dalam Al-Qur'an surah Al-Anbiyaa' ayat 90: “Maka Kami memperkenankan doanya, dan kami anugerahkan kepadanya Yahya dan Kami jadikan istrinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas, dan mereka adalah orang-orang yang khusyuk.”

Dengan memetik pelajaran dari kisah ini, kami memutuskan untuk positif thinking dan meneruskan ikhtiar dan doa kepada Allah. Aku dan istri memutuskan ikut promil (program hamil) pilihan istriku. Kami mengikuti pola makan sehat, mengurangi sedikit kesibukan kerja agar tidak stress. Penantian ini menjadikan komunikasi di antara kami semakin erat dan penuh kasih sayang. 

Secara agama pun, kita dianjurkan untuk menjaga ibadah wajib, memperbanyak ibadah sunnah dan menjauhi maksiat. Bila yakin, bernazarlah kepada Allah. 

Perjuangan kami membuahkan hasil, atas izin Allah, pada bulan ke sembilan, istriku melakukan tes kehamilan menggunakan test pack. Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah. Hasilnya positif. Untuk lebih meyakinkan, kami melakukan konsultasi ke bidan terdekat. Tak tertahankan kegembiran dan keharuan di hatiku, hal yang mungkin juga dirasakan oleh istriku, bahkan mungkin lebih.

Sumber Gambar: toobusytoworry.com

Pasca kehadiran sang buah hati di rahim istriku, banyak perubahan positif yang merasuk ke diriku. Aku menjadi tergugah untuk meringankan tugas-tugas istriku di rumah, berhenti merokok, dan aku selalu mengusahakan untuk pulang kerja lebih cepat hanya untuk dapat mencium perut istriku dan mengucapkan salam pada calon bayiku. Semoga sang buah hati kami dan istriku selalu diberikan kesehatan hingga kelahirannya nanti. 

Salam,

VM Atmanegara

Labels: Artikel, Buah Hati, Coretanku, Hamil

Thanks for reading Penantian Buah Hati. Please share...!